Soedirman, Dari Guru Muhammadiyah Hingga Panglima Besar yang Dicintai

by admin note line update
5 views

noteline update – SEJARAH, Raden Soedirman, yang lahir pada 24 Januari 1916 dan wafat pada 29 Januari 1950, adalah seorang tokoh pahlawan nasional yang sangat dihormati di Indonesia.

Soedirman dikenal sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) pertama.

Soedirman lahir dari keluarga sederhana di Purbalingga. Namun, ia kemudian diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi.

Setelah pindah ke Cilacap, Soedirman tumbuh menjadi siswa yang rajin dan aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk kepanduan Muhammadiyah.

Ketaatannya pada agama Islam membuatnya sangat dihormati oleh masyarakat.

Sebelum terjun ke dunia militer, Soedirman adalah seorang guru dan kepala sekolah dasar Muhammadiyah.

Dia juga aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937.

Pada masa pendudukan Jepang, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas.

Ia sempat melakukan pemberontakan bersama rekan-rekannya dan diasingkan ke Bogor.

Kehidupan awal Soedirman diwarnai dengan kisah keluarga yang mengharukan.

Sebelum diangkat menjadi anak oleh pamannya, ia tinggal bersama ibu kandungnya di Desa Tipar Rawalo, Banyumas.

Ibunya adalah seorang janda yang harus menghidupi dua anak kecil setelah ditinggal mati suaminya.

Bibi Soedirman, yang menikah dengan seorang asisten wedana di Rembang, mengajak ibu Soedirman untuk tinggal bersama mereka dan mengangkat Soedirman sebagai anak.

Kisah Soedirman adalah inspirasi bagi banyak orang. Ia adalah sosok yang sederhana, taat beragama, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

Perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia.*
dari berbagai sumber*

Lainnya

Edtior's Picks

Latest Articles