noteline update- KABUPATEN BANJAR, Muhammad El Nathan Rizki, balita berusia 2,9 tahun asal Desa Bunipah, Kecamatan Aluh Aluh, Kabupaten Banjar, harus menjalani perjalanan panjang dan penuh drama menuju perawatan medis.
Balita ini mengalami kejang hebat pada Selasa (24/6/2025) dan dilarikan ke Puskesmas setempat.
Namun, karena bangunan Puskesmas ambruk, Rizki harus dirujuk ke RSUD Ratu Zalecha (Raza) Martapura.
Perjalanan menuju rumah sakit seharusnya gratis menggunakan ambulans Puskesmas, namun keluarga Rizki justru dibebani biaya Rp 500.000.
Ayah Rizki, Ahmad, menceritakan bahwa awalnya Puskesmas menawarkan jasa ambulans seharga Rp150.000, yang disetujui olehnya.
Namun, setelah menunggu satu jam tanpa kejelasan, pihak Puskesmas menaikkan harga menjadi Rp 500.000.
Ketidakmampuan keluarga membayar biaya tersebut memaksa Ahmad kembali ke desa mencari ambulans desa.
Sayangnya, ambulans desa tidak tersedia. Dalam kepanikan melihat kondisi Rizki yang semakin memburuk, keluarga kembali ke Puskesmas.
Beruntung, sebuah bantuan datang secara tak terduga. Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Banjar yang sedang melakukan sidak di Puskesmas tersebut menyaksikan kondisi kritis Rizki.
Salah satu anggota DPRD langsung mengintervensi perawat Puskesmas untuk segera membawa Rizki ke RSUD Raza Martapura, dan menanggung seluruh biaya perawatan hingga tiba di rumah sakit.
“Alhamdulillah, anak saya tertolong berkat bantuan Bapak-bapak anggota DPRD. Sekarang kondisinya sudah membaik,” kata Ahmad lega.
Kejadian ini menyoroti permasalahan infrastruktur kesehatan di Kabupaten Banjar dan menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi biaya layanan ambulans di Puskesmas.
Pihak terkait diharapkan dapat memberikan penjelasan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.*
