noteline update, BANJAR -Sebuah tembok penahan tanah setinggi 5 meter dan sepanjang 20 meter di Desa Lumpangi, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, ambrol pada 29 Mei 2024 lalu.
Kejadian ini terjadi saat proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan, yang dikerjakan oleh CV Bangun Cipta Sarana. Akibatnya, perusahaan tersebut terancam masuk daftar hitam.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar, Andri Yunan Pratama, membenarkan peristiwa tersebut. Proyek yang selesai pada 2023 dan berlokasi di samping Masjid Lumpangi ini dibangun dengan anggaran APBD TA 2023 senilai Rp432.500.000 (dari pagu Rp500 juta).
Andri menjelaskan bahwa kerusakan terjadi setelah serah terima pekerjaan (PHO).
Meskipun kerusakan terjadi dalam masa pemeliharaan yang tanggung jawabnya berada pada penyedia jasa, pihak kontraktor telah menunjukkan itikad baik dengan memasang struktur baru (mini pile) untuk perbaikan.
Perbaikan dilakukan bertahap karena kondisi geografis lokasi dan intensitas hujan tinggi yang menyebabkan tanah hasil sedimentasi selama bertahun-tahun menjadi lunak dan mudah ambrol.
“Perbaikan membutuhkan waktu karena faktor cuaca dan menunggu stabilitas air,” jelas Andri.
Dia juga menegaskan bahwa proyek tersebut telah sesuai perencanaan, dan kerusakan disebabkan oleh faktor alam.
Namun, ancaman blacklist bagi CV Bangun Cipta Sarana tetap ada jika perbaikan tidak selesai hingga masa pemeliharaan berakhir.
Dinas PUPRP akan memperpanjang masa pemeliharaan hingga perbaikan tuntas.
Sementara itu, beberapa titik ruas jalan yang amblas di dekat lokasi masih menunggu kajian lebih lanjut karena membutuhkan biaya yang signifikan untuk perbaikan.
Kejadian ini menjadi sorotan penting dalam pengelolaan proyek infrastruktur di daerah rawan bencana alam di Kabupaten Banjar.***
