noteline update- BATOLA, Gelombang kekecewaan melanda kalangan kontraktor lokal di Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Batola menyampaikan keluhan terkait dugaan praktik tidak transparan dalam proyek proyek konstruksi yang berpotensi merugikan pengusaha daerah.
Dalam pernyataan pers yang diadakan pada hari Selasa (20/8/ 2025), Ketua Gapensi Batola, Alimansyah, mengungkapkan kekecewaan mendalam dari para kontraktor lokal yang merasa terpinggirkan dalam pembangunan di wilayah mereka sendiri.
“Kami merasa diabaikan. Padahal, selama ini kami telah memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Batola,” kata Alimansyah.
Gapensi menyoroti beberapa indikasi yang dianggap menciderai prinsip keadilan dan profesionalisme dalam pengadaan proyek, termasuk:
– Dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum staf Perusda PT. AUS.
– Intervensi terhadap kepala dinas oleh pihak yang mengatasnamakan Bupati.
– Pengondisian proyek oleh perusahaan yang diduga terafiliasi dengan pemerintah daerah.
– Pembatasan akses informasi dan peluang bagi kontraktor lokal.
Kondisi ini tidak hanya menghambat partisipasi pengusaha konstruksi lokal, tetapi juga mengancam kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
“Kami telah berupaya menjalin komunikasi, namun belum mendapatkan respons yang memadai. Oleh karena itu, kami akan mengusulkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Batola,” ujar Alimansyah.
Gapensi berharap RDP dapat menjadi wadah untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan solusi yang adil.
Mereka menekankan pentingnya melibatkan pelaku lokal dalam pembangunan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
“Pembangunan seharusnya melibatkan masyarakat daerah, bukan malah menjauhkan mereka dari tanah kelahiran mereka,” lanjutnya Alimansyah.*