noteline update- BATOLA, Sebuah insiden berdarah yang menggemparkan warga Desa Sungai Bamban, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala (Batola) akhirnya terungkap.
Motif di balik duel maut yang menewaskan GH (41 tahun) pada Senin 9 Juni 2025 adalah persoalan asmara yang rumit.
GH, warga Desa Bambangin, Kecamatan Belawang, ditemukan tewas mengenaskan dengan 11 luka tusukan senjata tajam. Pelaku, MF (42 tahun), warga Desa Sungai Bamban, adalah suami dari NA, perempuan yang menjadi pusat konflik.
Dalam konferensi pers Kamis 12 Juni 2025, Kapolres Batola, AKBP Anib Bastian, menjelaskan bahwa MF nekat membunuh GH karena sakit hati.
Istrinya, NA, masih menjalin komunikasi dengan GH, mantan suami siri NA. “Motif pelaku adalah sakit hati karena istrinya masih berhubungan dengan korban,” jelas Kapolres.
Kejadian ini diperparah oleh permintaan uang Rp15 juta dari NA kepada MF tanpa penjelasan.
Meskipun telah memberikan uang dan kebutuhan rumah tangga secara rutin, MF merasa diperalat.
Kasat Reskrim Polres Batola, IPTU Adhi Nurhudaya Saputra, menambahkan bahwa insiden bermula dari persoalan mobil sewaan.
NA menyewa mobil namun tak kunjung mengembalikannya. Pemilik rental, yang mengenal GH, meminta bantuannya untuk mengambil mobil tersebut.
Kedatangan GH bersama empat orang lainnya, termasuk adik NA dan pemilik rental, ke Sungai Bamban memicu adu mulut dengan MF.
Pertengkaran berakhir tragis dengan MF menusuk GH hingga tewas. “Pelaku menikam korban menggunakan belati dan mencoba menyembunyikan senjata tersebut,” jelas IPTU Adhi.
Saksi-saksi langsung melapor ke Polsek Rantau Badauh dan kembali ke lokasi kejadian untuk mengambil mobil. MF tidak melarikan diri dan langsung diamankan petugas.
Saat ini, MF ditahan dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian.*